Langsung ke konten utama

Turnamen Nasional Seni Memanah Tradisional Horsebow. Spirit of Heroes I

Kang Roy. Photo by Kang Jeka



Sejarah berulang... :)
Entah darimana saya harus memulai...
Ide mengadakan lomba memanah bergema di grup wa Panah Asmara, sebuah grup kecil yang mewadahi para pemula pelajar pemanah tradisional horsebow di bilangan kota Yogyakarta. Keinginan untuk mengadakan mini turnamen juga sudah sejak lama dimunculkan, tapi sepertinya... kami belum berani untuk unjuk diri merencana dan mengeksekusi ide ini.

Gayung bersambut ketika keinginan untuk mengadakan lomba memanah ini saya lontarkan di KPBI Cabang Joglo, hingga akhirnya ide ini di dengan oleh para pengurus KPBI pusat dan ternyata responnya sangat positif.

Mengingat... KPBI Cabang Joglo merupakan salah satu cabang awal ketika KPBI berdiri, terlebih lagi... perkembangan pengguna horsebow di kota Yogyakarta juga mengalami peningkatan yang signifikan. Dan yang lebih menjadi pertimbangan adalah... Kota Yogyakarta adalah kota budaya, kota wisata sekaligus kota pendidikan dan dianggap sangat klop dengan garis besar visi misi KPBI.

Singkat kata... panitia pun terbentuk dan hanya memiliki waktu 1 bulan lebih sedikit untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk keperluan lomba, mulai dari perijinan, lapangan, target dan bantalan, ID card segala uborampe untuk keperluan lomba.

Awalnya kami sebagai panitia memiliki 2 opsi waktu lomba, bertepatan dengan 28 Oktober sebagai hari sumpah pemuda, atau 10 November hari pahlawan. Dan akhirnya panitia memutuskan untuk menggelar lomba untuk memperingati Hari Pahlawan, sehingga lomba seni memanah kali ini digelar dengan semboyan "SPIRIT OF HEROES' untuk mengingatkan kita akan jasa pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya demi kemerdekaan Indonesia.

Uniknya... lomba kali ini.. panitia benar2 tidak memiliki dana, sepeserpun tak ada, nekad? bukan! Yakin, iya! Pamflet pun dibikin, disebar ke seluruh penjuru dunia. Dunia maya maksudnya :D Tanpa ada kejelasan hadiah yang akan dibagikan kepada para juara. Bismillah.

Target awal 150 peserta.

Tapi... di hari pertama penyebaran pamflet... masya Allah... HP Contact Person yang kita cantumkan di pamflet langsung full penuh dengan pendaftaran dari peserta, hampir tiap menit HP berbunyi, pertanda ada pesan yang masuk, ya, dari calon peserta lomba. mbludak! 

Tak disangka! Panitia hampir-hampir kewalahan menghadapi puluhan chating dari peserta dari seluruh Indonesia. Masya Allah...

Layar sudah terkembang, pantang surut sebelum berlayar.

Panitia jalan, perijinan masuk, perlengkapan jalan.
Alhamdulillah ada suntikan dana sebesar 3juta dari penduduk grup WA Panah Asmara, Alhamdulillah... sedikit angin segar. Meskipun angka di proposal terasa masih jauuuh... :D

Yang penting yakin pada Allah 'azza wa jalla.
Usaha telah maksimal, peluh telah mengering, dan hanya pasrah kepada Nya lah yang bisa dilakukan.
Satu doa ku yang tersembunyi... semoga hari H pelaksanaan lomba tidak hujan. :)

Dan... hari H pelaksanaan lomba pun datang.
Jam 05.03 saya sampai di lapangan, sudah ada beberapa panitia yang sudah stand by, Mas Aan selaku koordinator Sie Acara telah tiba di lapangan. masing nge set sana sini. Meja registrasi, taplak, sound dll. belum sepenuhnya siap. Masya Allah... dirimu yang memegang acara hari itu kang. Barokallohu fiik :)

Jam 06.00 peserta mulai berdatangan... melakukan registrasi di meja yang sudah di siapkan, sampai sekitar jam 7 hampir semua peserta telah melakukan registrasi, termasuk saya. :D
Alhamdulillah.. saya dapat nomer urut 001.

Adinda Yusron


Upacara pembukaan pun digelar, Adinda Yusron putra Ustadz Abu Umar Abdillah kami minta untuk membacakan beberapa ayat suci Al Quran. Syahdu... Rindu... Sesejuk pagi itu yang cerah. Batinku.. Alhamdulillah.. gak hujan :)

Komandan Heri Marinir. Photo by Kang Jeka


Upacara dipimpin oleh Komandan Heri Marinir dari KPBI Jawa Timur. Lalu secara simbolis, Ketua KPBI Joglo, mBah Kyai Bambang ASB, owner Bakso Tengkleng Mas Bambang, membuka acara lomba seni memanah ini dengan pemukulan Gong.

mBah Kyai Bambang ASB. Photo by Kang Jeka


Sebelumnya... saya jawil pak Bambang, "Pak... pidatonya 2 menit saja. hemat waktu." wkwkwk...
Ya, karena pesertanya mencapai ratusan dan target kita... sebelum dzhuhur harus sudah selesai. fiuh...

Setelah itu.. panitia dan peserta melakukan flight shoot dengan menggunakan whistle arrow. Pertama oleh panitia inti, lalu diikuti oleh seluruh peserta. Masya Allah... heroic! Melihat ratusan arrow terbang, bersiul bersama di udara, bersahut-sahutan. sswiiiiinng... swiing... swiiiiing.....

Persiapan Opening Shoot. Photo by Kang Jeka
Opening Shoot Oleh Panitia. Photo by Kang Jeka

...

Sekitar jam 8 lomba pun dimulai..
grup pertama dari sekitar 90 an pemanah mulai memasuki shooting line. Laki laki di 90 meter, wanita di 75 meter dan anak anak di 40 meter. Saya hanya bisa mengamati target 1-5, selain itu.. saya tidak begitu mengamati. karena jaraknya lumayan jauh dan tak terlihat dengan jelas siapa archer dan mana targetnya.

Suasana lomba. Photo by Kang Jeka


Fokus saja! Ingat latihanmu.
Dan.. lomba kali ini, degub jantung saya tidak seheboh ketika berlaga di Daarul Quran. Lebih tenang, lebih menikmati dan lebih santai. Satu per satu arrow saya lesatkan ke arah target. Alhamdulillah dari 27 arrow yang saya tembakkan, hanya 4 yang masuk di target. hehe... padahal ketika latihan bisa lebih baik loh.. (ngGayaa...)

Masya Allah... menyaksikan arrow terbang melesat parabolic mengarah ke target 90 meter itu.. sesuatuh bingit. Apalagi jika terdengar suara sayup-sayup dari arah target. Deb! masuk. Rasanya... nyes di hati. Meskipun ternyata tidak masuk di lingkaran target. haha.. :D

Setelah 27 arrow di tembakkan oleh seluruh peserta di grup pertama, maka saatnya grup kedua maju untuk menembak. Sama. 90 meter. Puluhan arrow melesat bersamaan. Epic.
Rasanya ingin ikutan terbang menaiki arrow-arrow itu, merasakan desiran udara yang terbelah lalu menghantam target dengan mantap. Deb! Rasanya sepersekian detik detak jantung berhenti...

Senenge Reek..!! Photo by Obay


Di saat itu... langit mulai menggelap, teriring doa terdalam.. Ya Allah... semoga hanya mendung yang menghalangi panasnya sinar matahari. Tidak hujan.

Qodarullah.. di saat grup saya, grup pertama memasuki shooting line, tiba-tiba hujan! rintik, gerimis, lalu menderas! Hingga semua peserta dan panitia terpaksa berlarian, menepi dan berteduh di tenda-tenda.

Hening... semua terhenti... seakan menikmati derasnya hujan.

Akankah lomba berakhir disini... atau haruskan kami menunggu berhentinya hujan...

Tunggu 10 menit, jika hujan tidak berhenti... Lanjut! Begitu sayup-sayup suara yang saya dengar dari sound panitia.

10 menit berlalu dan... sayapun menghampiri MC dan meminta nya untuk melanjutkan lomba. Apapun yang terjadi. Saya panggil seluruh peserta grup 1 untuk maju ke shooting line! Semua maju! Apapun yang terjadi! Lomba harus dilanjutkan! Heroik!

Dan semua pun basah...
Baju kebesaran yang sudah disiapkan sejak beberapa hari yang lalu... basah.
Busur... basah, quiver, arrow, bulu semua basah!
Dan MC sudah pasang aba-aba untuk hitungan mundur.

3... 2... 1... dung... suara gong mengiringi dan mulailah kami menembak di bawah guyuran hujan.

Tangan kiri saya usap-usapkan ke baju, agar sedikit kering dan genggaman tidak meleset. tapi apa daya... semua basah. Sia-sia saja. Yakin saja.

Bismillah..
Pasang arrow, angkat busur, mainkan elevasi, pasang kuncian, tarik sting... bidik dengan cermat... lalu lepaskan!

Shoot under the romantic rain. Photo by Obay


Disini saya sempat berfikir... karena hujan cukup deras, semua basah termasuk anak panah, maka tentunya.. anak panah akan bertambah berat sehingga saya harus menambah elevasi, menaikkan bidikan agar anak panah bisa menghantam target dengan sempurna.

Tapi ternyata saya salah...
Ada hal lain yang lebih penting yang mempengaruhi lajunya arrow! Dan itu saya pelajari sepersekian detik saat arrow melaju dibawah terpaan angin dan air hujan yang menderas. Faktor apakah itu?

Saya lanjutkan dulu kisah saya...
di jarak 75cm ini... tembakan saya membaik meskipun harus memanah di bawah hujan deras, dengan pandangan mata terhalang tetesan air di wajah. Dari 27 arrow yang saya lesatkan, ada 7 arrow yang masuk ke target dengan sempurna. Alhamdulillah...

Kepalang basah, cuci sekalian...

hujan yang cukup deras menyebabkan lapangan menjadi becek -alhamdulillah.. saya memakai sepatu boot-, sehingga cukup menyulitkan langkah kaki para pemanah. Di depan target, beceknya minta ampun... sampai ambles ini kaki. Dan... arrow yang meleset dari target pun masuk ke lumpur! wkwkwk...

Cuci sekalian di genangan air! :D
Lucu sekali...!!! Baru kali ini nyuci arrow. Hahaha...

...

75 meter selesai dan hujan masih mengguyur, seolah ingin membanting ketahanan tubuh para pemanah!

Lanjut ke 60 meter...
Rasanya... sangat dekat sekali jarak 60 meter itu. Padahal dulu ketika awal2 bermain panah... bisa menancapkan arrow di target dengan jarak 10 meter saja sudah luar biasa. Tapi kini.. bulan berganti tahun, seolah semakin dekat saja jarak-jarak itu...

Alhamdulillah di 60 meter ini, dari 27 arrow... saya berhasil menancapkan 10 arrow ke target dengan baik. Lebih baik dari 90 meter dan 75 meter. Dalam kondisi masih hujan meskipun sudah tidak sederas ketika bermain di jarak 75 meter. Tapi dalam kondisi sama. Basah kuyup semua.

Disaat grup pertama menyelesaikan laganya dan berganti dengan grup kedua... hujan mulai mereda, hanya sedikit gerimis romantis, manis dan puitis. halah.. :D

Grup kedua menyelesaikan jarak 75 dan 60 meter dengan suasana yang cukup berbeda dengan grup pertama. Hujan tidak se ekstrim disaat grup pertama berlaga.

Tapi anehnya... lebih banyak peserta dari grup pertama yang masuk ke 20 besar. Allohu akbar...!!!



Pas disaat adzan zhuhur berkumandang... rambahan terakhir dari grup kedua juga berakhir. Break untuk sholat zhuhur dan makan siang. Dan... hampir seluruh peserta sholat zhuhur dengan pakaian basah kuyup. masya Allah...

Lalu sekitar jam 1 siang, panitia mengumumkan 20 besar peserta yang akan masuk ke babak selanjutnya. Alhamdulillah.. saya masuk. Bahkan masuk di skor tertinggi bersama kang mas Nusantara Prasetya, pemanah gantheng dari Jawa Timur.

Dari 20 besar ini, akan diambil 8 orang, lalu 4 orang dan akan diambil pemenang 1,2 dan 3.

Saya tidak begitu memperhatikan dan tidak menghafalkan siapa-siapa saja yang masuk ke 20 besar dan 8 besar. Karena saya begitu menikmati lomba ini. Hehe...

Di seri 20 besar, alhamdulillah... arrow saya masuk 1. sehingga berhak baik ke 8 besar.
Di 8 besar ini, sistemnya aduan. 2 pemanah bertanding dan skor yang tertinggi yang berhak masuk ke 4 besar.

8 besar. Photo by Kang Jeka


Qodarullah... langkah saya terhenti di 8 besar. Dikalahkan oleh pemanah jawa timur, Kang Mas Odid dari Club Kurma Jawa Timur, yang ... masya Allah... stabilitas dan ketenangannya dalam memanah sudah terlihat sejak awal pertandingan.

Setelah dikalahkan di 8 besar ini... saya fokus menikmati pertandingan... gak hafal saya nama-nama pemanahnya. Tetapi.. saya menikmati setiap lesatan arrow yang masuk ke target. Asik banget rasanya.

Para Pemenang. Photo by Kang Jeka


Setidaknya... ada keyakinan dalam hati... latihan tidak akan pernah mengkhianati hasil. Saya menyiapkan segala sesuatunya untuk pertandingan kali ini. Mulai dari busur, arrow, quiver. Saya menyusun jadwal latihan saya dengan ketat. Saya sadar bahwa tidak setiap hari saya bisa berlatih dengan jarak 90 meter.

Pertandingan kali ini saya menggunakan busur buatan saya sendiri. Dengan model turkish, berat tarikannya 46 pounds. Sedangkan untuk arrow saya menggunakan arrow bambu.

Saya menemukan pola latihan unik dan efektif meskipun saya tidak setiap saat bisa berlatih di jarak jauh, namun ketika menghadapi jarak jauh maka hasil latihan ini terlihat dengan baik. Ya... setidaknya bisa mendapatkan point tertinggi saat kualifikasi.

Berapa panjang arrow yang saya gunakan?
Bagaimana bentuk bulunya?
Bagaimana spesifikasi teknisnya?

Lalu... latihan unik dan efektif seperti apa yang saya lakukan?
Penasaran?

Rahasianya akan saya bongkar di tutorial saya selanjutnya.
subscribe di Channel Youtube Kang Roy Archery untuk mengetahui teknik memanah yang saya kembangkan....

 Langganan Video Kang Roy

Komentar

  1. Tulisannya enak diikuti.
    Bakat jadi penulis!

    BalasHapus
    Balasan
    1. sejak TK saya sudah menulis mas.
      Sama to? :D

      Hapus
  2. MasyaAlah... Alhamdulillah... membuat saya berkobar-kobar semangat untuk giat latihan kang Roy. Salam dari Depok kang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Busur Panah Bambu Disertai Foto/Gambar

Cara membuat busur panahan memerlukan ketekunan dan kesabaran, karena tidak sembarang orang mau dan mampu melewati langkah-langkah pembuatannya. Setiap detail dan setiap inchi dari busur panah yang akan kita buat harus benar-benar kita teliti agar mendapatkan hasil yang sempurna. Akan tetapi, membuat busur panah juga tidak sesulit yang anda bayangkan. Saya akan membagikan cara membuatnya dengan disertai gambar/foto untuk memudahkan anda dalam mengerjakannya. Langkah 1. Siapkan bahan-bahan untuk membuat busur panah dari bambu, antara lain: fiberglass panjang 1 meter, tebal 2 mm, lebar 4 cm, 2 lembar bambu wulung / petung, panjang 1 meter, tebal 2-3 mm, lebar 4 cm, 1 batang handle, panjang 10 cm, lebar 3 cm, tebal 2 cm siyah (tempat meletakkan tali busur) bahan busur panah bambu Siapkan alat-alat lain: Lem epoxy, bisa dibeli di toko besi Klem C Tali pengikat (saya menggunakan tali dari ban dalam sepeda motor) Jig (untuk membentuk kurva busur), Saya menggunaka

Anak 18 Tahun ini Membuat Busur 35 LBS dengan Belajar Via WhatsApp Saja

Entah kenapa, seperti ada dorongan yang kuat di dalam diri saya untuk menulis mengenai kisah sederhana mengenai seorang anak usia 18 tahun, yang belajar membuat busur hanya lewat facebook dan kemudian berlanjut lewat WA. Tanpa pernah bertemu sama sekali dengan pengajarnya. syariz ihsan Dan yang luar biasa lagi - masya Allah - busur buatannya benar-benar jadi dan bisa digunakan. Berat tarikannya mencapai 35 lbs, sama dengan busur yang saya produksi :) Kisah ini berawal ketika saya diajak berkenalan oleh seorang anak bernama Syariz Ihsan, warga negara Malaysia, lewat facebook, sebelumnya saya mengira jika orang ini setidaknya seumuran saya, atau mungkin 25-30 an tahun. Setelah beberapa kali berdialog lewat fb chat, komunikasi berlanjut via WA yang lebih intens. Dari awal saya memang sangat menaruh perhatian kepada orang ini karena keseriusannya dalam belajar membuat busur meskipun berasal dari negeri seberang. Belakangan baru saya ketahui kalau umurnya baru 18 tahun. desa