Langsung ke konten utama

Tutorial: Teknik Memegang Busur Berdasarkan 3 Mazhab Besar Panahan

Gambar 1, Anatomi Tangan

Gambar 2, Postur Teknik 30

Mazhab Abu-Hāshim memegang gagang dengan kemiringan yang akut (acute obliqueness), dengan menempatkannya di antara lekukan yang terbentuk oleh sendi kedua jari-jari telunjuk, tengah, manis dan kelingking tangan kiri serta yang terbentuk oleh sendi ketiganya, sementara ujung atas gagang menyentuh dasar jempol kiri dekat dengan ruas keduanya, dan ujung bawah gagang terletak pada suatu titik dengan jarak selebar satu setengah atau dua jari dari pergelangan tangan. Lalu tekankan otot-otot penggerak kelingking/hypothenar eminence (Lihat Gambar 1) pada gagang, kencangkan genggaman kelingking sekencang mungkin, lalu jari manis sedikit kurang dari kelingking, lalu jari tengah sedikit kurang dari jari manis, lalu jari telunjuk sedikit kurang dari jari tengah, sedangkan jempol tetap lepas dan berada baik di depan gagang maupun di belakangnya.

Metode ini diikuti oleh Orang Persia, terutama oleh para pemanah seperti Shāpūr dhu’l-Aktāf dan Bahrām Gur (keduanya adalah Raja Persia), dan oleh lainnya.

Mazhab Ṭāhir memegang gagang busur dengan seluruh telapak tangannya dengan lurus, tekanan diberikan pada gagang yang berasal dari kedua otot-otot penggerak jempol/thenar eminence (Lihat Gambar 1) dan otot-otot penggerak kelingking. Bahkan, ia biasa meletakkan gagang busur pada sendi dasar jari kelingking, manis, tengah dan telunjuk tangan kirinya dan menggenggamnya secara lembut dengan kelima jari-jemari setelah mendorong daging pada bagian dasar jari-jemari menuju bagian tengah telapak tangan, menempatkan ujung atas gagang di antara kedua ruas jempol, dan ujung bawah dalam lekukan antara kedua otot eminence. Lalu kencangkan genggaman hingga ujung jari-jemarinya memerah, dan tekankan pergelangan pada gagang dengan keras.

Mazhab Isḥāq memiliki kebiasaan menerapkan metode pertengahan di antara kedua metode memanah kedua pakar sebelumnya. Di mana mazhab ini meletakkan gagang pada sendi dari ruas kedua jari-jemari tangan kiri, sementara ujung atas gagang diletakkan pada ruas kedua jempol dan ujung bawahnya terletak pada telapak tangan dengan jarak selebar satu jari dari tulang pergelangan. Lalu jari kelingking, jari manis dan jari tengah tangan kiri dikencangkan dengan sangat erat, sedangkan jari telunjuk dibiarkan tetap longgar dan terletak di depan gagang maupun di belakangnya. Pengaturan jari-jemari ini mengikuti teknik 30 (Lihat Gambar 2) yang merupakan metode terbaik dalam memegang gagang busur.

Gambar 1: Anatomi Tangan
Gambar 2: Postur Teknik 30

Sumber: Kitab fi Bayan Fadl Alqaws Wassahm Waauwsufihima dan Kitab Ghunyah AthThulab fi Ma'rifat Rami AnNushab

Ketua KPBI (Komunitas Panahan Berkuda Indonesia)

Komentar

  1. Gambar 2 itu mungkin lebih tepat sebagai posisi hitungan jari ke 39 jika dihitung mulai dari tangan kiri. Kalau berhitung dari jari tangan kanan makan posisi jari tu adalah posisi hitungan 3900

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Busur Panah Bambu Disertai Foto/Gambar

Cara membuat busur panahan memerlukan ketekunan dan kesabaran, karena tidak sembarang orang mau dan mampu melewati langkah-langkah pembuatannya. Setiap detail dan setiap inchi dari busur panah yang akan kita buat harus benar-benar kita teliti agar mendapatkan hasil yang sempurna. Akan tetapi, membuat busur panah juga tidak sesulit yang anda bayangkan. Saya akan membagikan cara membuatnya dengan disertai gambar/foto untuk memudahkan anda dalam mengerjakannya. Langkah 1. Siapkan bahan-bahan untuk membuat busur panah dari bambu, antara lain: fiberglass panjang 1 meter, tebal 2 mm, lebar 4 cm, 2 lembar bambu wulung / petung, panjang 1 meter, tebal 2-3 mm, lebar 4 cm, 1 batang handle, panjang 10 cm, lebar 3 cm, tebal 2 cm siyah (tempat meletakkan tali busur) bahan busur panah bambu Siapkan alat-alat lain: Lem epoxy, bisa dibeli di toko besi Klem C Tali pengikat (saya menggunakan tali dari ban dalam sepeda motor) Jig (untuk membentuk kurva busur), Saya menggunaka

Anak 18 Tahun ini Membuat Busur 35 LBS dengan Belajar Via WhatsApp Saja

Entah kenapa, seperti ada dorongan yang kuat di dalam diri saya untuk menulis mengenai kisah sederhana mengenai seorang anak usia 18 tahun, yang belajar membuat busur hanya lewat facebook dan kemudian berlanjut lewat WA. Tanpa pernah bertemu sama sekali dengan pengajarnya. syariz ihsan Dan yang luar biasa lagi - masya Allah - busur buatannya benar-benar jadi dan bisa digunakan. Berat tarikannya mencapai 35 lbs, sama dengan busur yang saya produksi :) Kisah ini berawal ketika saya diajak berkenalan oleh seorang anak bernama Syariz Ihsan, warga negara Malaysia, lewat facebook, sebelumnya saya mengira jika orang ini setidaknya seumuran saya, atau mungkin 25-30 an tahun. Setelah beberapa kali berdialog lewat fb chat, komunikasi berlanjut via WA yang lebih intens. Dari awal saya memang sangat menaruh perhatian kepada orang ini karena keseriusannya dalam belajar membuat busur meskipun berasal dari negeri seberang. Belakangan baru saya ketahui kalau umurnya baru 18 tahun. desa

Turnamen Nasional Seni Memanah Tradisional Horsebow. Spirit of Heroes I

Kang Roy. Photo by Kang Jeka Sejarah berulang... :) Entah darimana saya harus memulai... Ide mengadakan lomba memanah bergema di grup wa Panah Asmara, sebuah grup kecil yang mewadahi para pemula pelajar pemanah tradisional horsebow di bilangan kota Yogyakarta. Keinginan untuk mengadakan mini turnamen juga sudah sejak lama dimunculkan, tapi sepertinya... kami belum berani untuk unjuk diri merencana dan mengeksekusi ide ini. Gayung bersambut ketika keinginan untuk mengadakan lomba memanah ini saya lontarkan di KPBI Cabang Joglo, hingga akhirnya ide ini di dengan oleh para pengurus KPBI pusat dan ternyata responnya sangat positif. Mengingat... KPBI Cabang Joglo merupakan salah satu cabang awal ketika KPBI berdiri, terlebih lagi... perkembangan pengguna horsebow di kota Yogyakarta juga mengalami peningkatan yang signifikan. Dan yang lebih menjadi pertimbangan adalah... Kota Yogyakarta adalah kota budaya, kota wisata sekaligus kota pendidikan dan dianggap sangat klop