mamluk warior |
Kaidah Dalam Pelatihan Keahlian dan Kemampuan Fisik serta Furusiyyah (Berkuda, Memanah, Pedang dan Tombak)
Dikutip dari Kitab Al Furusiyyah karya Ibnul Qoyyim Rahimahullah, bahwa:
Ali bin Ja'd berkata: Syu'bah telah bercerita kepada kami, dia berkata: Qatadah telah mengabariku, dia berkata: Aku telah mendengar Abu 'Utsman An Nahdi, dia berkata: "Telah datang kepada kami surat dari Khalifah Umar bin Al Khattab ketika kami sedang berada di Azerbaijan bersama ‘Utbah bin Farqad Rodhiyallahu'anhum ajmain.
Amma ba'du:
"Hendaklah kalian memakai sarung, menggunakan selendang, bersandal, buanglah semua sepatu, buanglah semua celana, wajib atas kalian menggunakan baju bapak kalian, Isma'il. Jauhilah hidup bersenang-senang dan ciri-ciri orang 'Ajam. Wajib atas kalian mempergunakan panas matahari, karena ia adalah al hammam (pemandian) bagi bangsa Arab. Dan tama'daduu*). Pilihlah jalan hidup yang keras dan sulit, ikhlaulaquu (sigap, siap sedia), rusakkanlah semua pelana, naikilah kuda dengan melompat setinggi mungkin, dan panahlah tepat pada target-targetnya."
Ibnul Qoyyim berkata: Ini adalah pelajaran tentang furusiyyah dari beliau, Umar bin Al Khattab Rodhiyallahu'anhu, pelatihan fisik supaya bekerja keras dan tidak hidup mewah dan bersenang-senang, memegang teguh ciri khas putra-putra Isma'il bin Ibrahim, maka beliau perintahkan kepada mereka supaya memakai sarung, memakai selendang, bersandal, dan membuang semua sepatu; supaya kaki-kaki mereka terbiasa dengan panas dan dingin sehingga menjadi keras, kuat dan tahan terhadap gangguan dari keduanya.
*) Tama'daduu maksudnya: Peganglah jalan hidup Al Ma'addiyyah, yaitu adat-istiadat Ma'add bin 'Adnan (keturunan Nabi Isma'il ‘Alaihissalam) di dalam akhlaknya, ciri khasnya, furusiyyah-nya, dan segala perbuatannya. Jalan hidup al ma’adiyyah merupakan jalan hidup yang keras dan sulit dengan menjauhi bermudah-mudah dalam kesenangan hidup dan kemewahannya.
==============
Merupakan tradisi umat terdahulu untuk bersusah-susah dalam menempa kemampuan dan keahlian fisik dengan ilmu yang benar secara sempurna, yaitu jalan hidup Al Ma'addiyyah alias jalan hidup prihatin.
Mengikuti sepenuhnya dengan sekuat tenaga, jika tidak mampu maka mendekatinya, jika masih tidak mampu maka cenderung padanya.
Sikap yang serupa juga berlaku dalam mendalami semua jenis ilmu pengetahuan, lebih-lebih ilmu agama... Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian
penulis: Irvan Pani Abu Aqilah
Ketua KPBI (Komunitas Pemanah Berkuda Indonesia)
Komentar
Posting Komentar