Perang Uhud, salah satu perang besar yang terjadi antara kaum muslimin yang dipimpin oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam dengan kaum musyrikin Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb (yang ketika itu masih kafir). Perang ini merupakan perang yang dahsyat, bagaimana tidak... kaum musyrikin Makkah rela menempuh perjalanan sejauh 450KM (berjalan dari Makkah ke Madinah) untuk menghabisi kaum muslimin.
Di pertempuran ini pula terbunuh Singa Allah Hamzah Bin Abdul Muththalib, paman dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam.
Perang ini terjadi di sekitar bukit Uhud di luar kota Madinah, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mengatur posisi pasukan dengan membelakangi Uhud dan menghadap Madinah, sehingga pasukan musuh berada di tengah kaum muslimin dan Madinah.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam menunjuk satu detasemen yang terdiri 50 dari pemanah ulung yang dikomandani oleh Abdullah bin Jubair, pasukan ini diposisikan di Jabal Rumat / Jabal Ainain, sekitar 150 meter dari pasukan kaum Muslimin. Karena pentingnya posisi pemanah ini, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda kepada mereka: "Lindungilah kami dengan anak panah, agar musuh tidak menyerang kami dari arah belakang. Tetaplah di tempatmu, entah kita di atas angin atau pun terdesak, agar kita tidak diserang dari arahmu."
Beliau juga bersabda: "Lindungilah punggung kami. Jika kalian melihat kami sedang beretempur, maka kalian tidak perlu membantu kami. Jika kalian melihat kami telah mengumpulkan harta rampasan, maka janganlah kalian turun bergabung bersama kami."
Al-Bukhori meriwayatkan: Beliau bersabda:"Jika kalian melihat kami disambar burung sekalipun, maka janganlan kalian meninggalkan tempat itu, kecuali ada utusan yang datang kepada kalian. Jika kalian melihat kami dapat mengalahkan mereka, maka janganlah kalian meninggalkan tempat, hingga ada utusan yang datang kepada kalian."
Akan tetapi tatkala pasukan kaum muslimin hampir meraih kemenangan dan pasukan pemanah melihat orang-orang muslim sudah mengumpulkan harta rampasan dari pihak musuh, mereka pun dikuasai egoisme kecintaan terhadap duniawi. 40 pemanah melanggar perintah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam dan turun ke lembah Uhud untuk ikut mengumpulkan harta ghanimah. Hingga tertinggal 10 pemanah saja di Jabal Rumat.
Dalam kondisi ini, situasi berbalik hingga kaum muslimin terjepit dan kocar-kacir hingga hampir-hampir Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam terbunuh.
Akan tetapi dalam pertempuran selanjutnya, kaum muslimin yang dipimpin Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mampu membalikkan keadaan hingga menguasai pertempuran, meskipun banyak sekali para sahabat yang gugur demi menyelamatkan beliau.
Melihat begitu sengitnya pertempuran antara dua kekuatan besar saat itu, serta dengan menganalisa jalannya pertempuran, maka akan banyak sekali pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil. Salah seorang penggiat panahan tradisional sekaligus ketua KPBI (Komunitas Panahan Berkuda Indonesia) Irvan Pani Abu Aqilah meringkasnya menjadi beberapa poin.
Hikmah yang bisa kita pelajari dari Perang Uhud:
Dari segi teknis, melihat posisi Jabal Rumat dan pasukan kaum muslimin, maka para pemanah terdahulu mampu menembakkan anak panah sejauh 150 meter untuk menghalau detasemen musuh yang dikomandani oleh Khalid bin Walid.
Melihat jarak panahan yang begitu jauh (150 meter), tentunya membuat kita harus semakin giat berlatih untuk menajamkan insting memanah kita. Lebih dari itu, kita membutuhkan sarana panahan yang terbaik, dari tekniknya, busurnya serta anak panahnya, quiver dan sebagainya.
Bagaimana dengan anda? Sudah latihan hari ini?
Di pertempuran ini pula terbunuh Singa Allah Hamzah Bin Abdul Muththalib, paman dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam.
Perang ini terjadi di sekitar bukit Uhud di luar kota Madinah, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mengatur posisi pasukan dengan membelakangi Uhud dan menghadap Madinah, sehingga pasukan musuh berada di tengah kaum muslimin dan Madinah.
Jabal Rumat, foto diambil dari lokasi perang Uhud |
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam menunjuk satu detasemen yang terdiri 50 dari pemanah ulung yang dikomandani oleh Abdullah bin Jubair, pasukan ini diposisikan di Jabal Rumat / Jabal Ainain, sekitar 150 meter dari pasukan kaum Muslimin. Karena pentingnya posisi pemanah ini, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda kepada mereka: "Lindungilah kami dengan anak panah, agar musuh tidak menyerang kami dari arah belakang. Tetaplah di tempatmu, entah kita di atas angin atau pun terdesak, agar kita tidak diserang dari arahmu."
Beliau juga bersabda: "Lindungilah punggung kami. Jika kalian melihat kami sedang beretempur, maka kalian tidak perlu membantu kami. Jika kalian melihat kami telah mengumpulkan harta rampasan, maka janganlah kalian turun bergabung bersama kami."
Al-Bukhori meriwayatkan: Beliau bersabda:"Jika kalian melihat kami disambar burung sekalipun, maka janganlan kalian meninggalkan tempat itu, kecuali ada utusan yang datang kepada kalian. Jika kalian melihat kami dapat mengalahkan mereka, maka janganlah kalian meninggalkan tempat, hingga ada utusan yang datang kepada kalian."
Akan tetapi tatkala pasukan kaum muslimin hampir meraih kemenangan dan pasukan pemanah melihat orang-orang muslim sudah mengumpulkan harta rampasan dari pihak musuh, mereka pun dikuasai egoisme kecintaan terhadap duniawi. 40 pemanah melanggar perintah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam dan turun ke lembah Uhud untuk ikut mengumpulkan harta ghanimah. Hingga tertinggal 10 pemanah saja di Jabal Rumat.
Dalam kondisi ini, situasi berbalik hingga kaum muslimin terjepit dan kocar-kacir hingga hampir-hampir Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam terbunuh.
Akan tetapi dalam pertempuran selanjutnya, kaum muslimin yang dipimpin Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mampu membalikkan keadaan hingga menguasai pertempuran, meskipun banyak sekali para sahabat yang gugur demi menyelamatkan beliau.
Jabal Uhud |
Hikmah yang bisa kita pelajari dari Perang Uhud:
- Bahwa pemanah wajib sabar; tidak boleh tergesa-gesa, grasa-grusu, sradak-sruduk, tidak boleh terlalu cepat mengambil kesimpulan.
- Bahwa pemanah wajib waspada dan awas; tidak boleh lalai, lengah, terhanyut, apalagi terhasut.
- Bahwa pemanah wajib istiqomah taat dan bersikap amanah pada tugas yang dibebankan padanya.
- Bahwa pemanah harus cerdas dan cerdik, memiliki rasio, logika, dan penuh perhitungan dalam setiap tindakannya dan paham atas konsekuensi dari semua tindakannya tersebut.
- Bahwa dalam pemikiran dan perbuatan pemanah harus memprioritaskan apa-apa yang penting menurut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, terutama sunnah-sunnah beliau.
- Bahwa hati pemanah harus selalu berzikir mengingat Allah Yang Berkuasa atas setiap aktivitas panahan (QS Al Anfal ayat 17: wamaa ramayta idz ramayta walaakinna Allaaha ramaa) sehingga tidak mudah tergoda oleh fitnah dunia.
Dari segi teknis, melihat posisi Jabal Rumat dan pasukan kaum muslimin, maka para pemanah terdahulu mampu menembakkan anak panah sejauh 150 meter untuk menghalau detasemen musuh yang dikomandani oleh Khalid bin Walid.
Melihat jarak panahan yang begitu jauh (150 meter), tentunya membuat kita harus semakin giat berlatih untuk menajamkan insting memanah kita. Lebih dari itu, kita membutuhkan sarana panahan yang terbaik, dari tekniknya, busurnya serta anak panahnya, quiver dan sebagainya.
Bagaimana dengan anda? Sudah latihan hari ini?
Jazakumullah Khairan untuk sharingnya Kang Roy..
BalasHapusSubhanallah, artikel yg bagus & bermanfaat
BalasHapus150m, target yg lumayan butuh sarana/busur yg memadai, mdh2an Alloh mudahkan agar bisa mengamalkan.
BalasHapusmantabs kang roy... teruskan nulis blog nya...
BalasHapusKok penangkapan saya berbeda. 150 m itu jarak pemanah dg pasukan induk (muslim). Musuh yg dipanah itu jika ada yg datang dari balik bukit... tentang jaraknya, kalau masih jauh ya bisa lebih 150 m dan kalau sdh dekat ya mjd sangat dekat. Kan perintah Rosululloh kpd pemah adalah utk melindungi musuh yg datang dari punggung (bukan dari depan).
BalasHapuskesana yuuk :)
Hapus