Okmeydani dan Kemankes, Bukti Kejayaan Ilmu Memanah Kesultanan Usmani (part I)
Busur dan anak panah telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kekuatan Dinasti Usmani sejak masa berdirinya, walau peran mereka tergantikan oleh senapan api di pada abad ke 16. Panahan terutama memegang peranan penting di momen penaklukan kota Konstantinopel atau Istanbul sekarang. Pasukan pemanah, berkuda dan tidak, menjadi pasukan pendobrak maupun pembantu pasukan lain. Maka tidaklah heran jika Sultan Mehmet Sang Penakluk menghargai ilmu panahan sangat tinggi. Beliau mendirikan lapangan panahan yang disebut Okmeydanı yang didirikan di atas tanah waqaf beliau di dekat Golden Horn.
Sultan Mehmet sering berkunjung ke area ini untuk melihat aktifitas para pemanah dan calon pemanah yang berlatih di sini. Beliau juga datang khusus di saat acara penobatan para pemanah yang telah lulus ujian dan kemudian akan menjadi prajurit pemanah yang disebut kemankes. Selain itu di area ini pulalah para pemanah Usmani melakukan lomba menembakkan panah terjauh di antara mereka. Di lapangan memanah jarak jauh terdapat beberapa lapangan tergantung arah angin. Setelah para kemankes mengambil wudhu, mereka akan berkumpul di tempat yang disebut ayak taşı atau batu kaki. Sebelum mulai memanah mereka akan menyebutkan bersama-sama:
"Ne hava vü ne keman-ü kemankeş. Ancak erdiren menziline nidayı ya Hak!"
yang kurang lebih berarti "bukan karena cuaca dan bukan karena busur, melainkan kami para pemanah dapat menjangkau tempat yang jauh karena Engkau sang Al-Haq". Versi pendek dari kalimat ini, sebagaimana dituliskan di buku Türk Okçuluğu atau Panahan Turki, adalah penyebutan "Ya Hak" yang sering diucapkan para pemanah Turki ketika melepaskan anak panah. Ini adalah semacam doa agar anak penah terbang lurus juga pengingat bahwa walaupun manusia berusaha, semua itu karena Allah mengijinkan dia memanah dan Dia pula yang menentukan hasilnya. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
"wahai dia yang melesatkan anak panah! Jika engkau mengenai tujuanmu itu bukanlah karena kemampuanmu melainkan karena Allah" (Al Anfal:17)
Sikap inilah yang harus dimiliki seorang kemankes Usmani. Di saat dia gagal mencapai target, dia akan melihat ke dalam dan berusaha memperbaiki diri supaya Allah berkenan memberikan izin-Nya. Di saat berhasil mencapai target, dia tahu bahwa semua karena rahmat dan izin Allah sehingga dia tetap tenang dan rendah hati.
Sumber: The arms of the sultans by Hilmi Aydin
Gambar: Ok Meydanı di abad 18 oleh Luigi Mayer
#islamicarchery
#panahanislam
#sejarahislam
#islamicgoldenage
#warisanummat
Penulis: (Fahmi Ranggamurti)
Komentar
Posting Komentar